Posts

Showing posts from May 29, 2016

Pengais Untung di Tepian Suak

Image
Jika berkerja dengan iklas dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar kita selalu berbuah manis. Inilah yang dilakukan para penyewa sampan dan pompong dan nelayan ikan salai dibeberapa kabupaten di Riau. Bukan saja bisa memenuhi ekonomi keluarga bahkan bisa menyekolahkan anak hingga ke perguruan tinggi. KAMPAR KIRI (RIAU)

Konflik Gajah-Manusia, Populasi Sangat Kritis

Image
Konflik gajah dan manusia sangat memilukan terjadi setiap tahunnya. Karena setiap tahunnya ada saja gajah yang mati. Padahal jika dilihat tahun 2006 tingkat konflik masih kecil walaupun ada gajah yang mati hanya kisaran dibawah 10 ekor. Hal inilah yang menyebabkan International Union Conservation Nation (IUCN)  mengeluarkan pernyataan bahwa keberadaan gajah Sumatera dari kritis menjadi sangat kritis bahkan bisa punah. PEKANBARU (RIAU) MELIHAT fakta keberadaan tutupan hutan di Provinsi Riau sebagai habitat gajah-gajah Sumatera semakin menyempit, sehingga kemungkinan besar terjadinya konflik gajah dengan manusia sangat tinggi. Tak hanya hutan-hutan lindung akan tetapi hutan yang ditetapkan sebagai taman nasional juga tak terlepas dari alih fungsi hutan menjadi perkebunan. Hal ini terjadi di kawasan Taman Nasional Teso Nilo (TNTN) di Kabupaten Pelalawan. ‘’Luas TNTN yang sebelumnya 83.000 hektare saat sekarang kurang lebih  50 persennya sudah dialih fungsi menjadi kebun

‘’Berinsut di Tengah Rimbunan Bakung’’

Image
Melihat dan berada di tengah Cagar Biosfir (CB) Giam Siak Kecil Bukitbatu tentu kebahagian tersendiri dan idaman setiap orang. Berada di tengah alur sungai yang air hitam kecoklatan karena terimbas tanah gambut, di tengah tasik (danau) dan di tengah rimbunan hutan memberikan kepuasan batin bagi setiap petualang sejati. BUKITBATU (RIAU) LOKASI hutan lebat, tasik nan elok di tengah-tengah hutan rimba selalu disajikan dalam sebuah pameran foto berkaitan lingkungan di Provinsi Riau. Tasik indah dan hutan lebat ini selalu didengungkan dan menjadi pujaan dan pujian pemerintah Riau dan Indonesia. Itulah dia, Cagar Biosfir Giam Siak Kecil Bukitbatu. Keindahan alam jika dilihat dari atas udara merupakan anugerah tuhan yang tak terbanding nilainya, jika saja manusia dan alam bersahabat terus menerus.       Keinginan untuk melihat langsung hijau dan rimbunan daun  dan berselego nya pohon-pohon kayu alam di tengah hutan rimba, mengawali pertualangan  kami beberapa waktu lalu. Perjal

Penggila Reptil dan Amphibi di Riau

Image
‘’Jangan pernah kaji biaya dikeluarkan. Yang penting kebahagiaan hati karena memelihara reptile dan amphibi sudah hobi’’ ungkapan ini menjadi kata kunci bagi pemelihara hewan reptile dan amphibi di Kota Pekanbaru bahwa  uang tak ada nilainya untuk kesenangan dan kebahagian hati. PEKANBARU (RIAU)  ONGGOKAN ular sawa (piton) ukuran panjang sekitar empat meter dengan kepala menanguk ke hadapan di kandang berukuran 2x3 meter di rumah Irwan  Banova  atau akrab disapa Nanang membuat langkah surut ke belakang. Tak sampai disitu saja, ketika kaki melakah beberapa meter ke arah beranda belakang rumah lebih dari 13 kotak kaca berisi berbagai jenis ular yang melingkar di dalamnya. Ada yang berwarna kuning, hitam kecoklat-coklatan. Selain itu ada juga ular sawa berukuran jumbo tergolek dan melingkar dengan asiknya di dalam kotak terbuat dari kaca dan kayu tapi kepalanya tetap menghadap ke dinding kaca. Yang membuat terkejut saat bertandang ke rumah Nanang beberapa waktu lalu, ke

Danau Tajuid Langgam (Riau)

Image
Kearifan lokal berubah  menjadi harta bermakna bagi ribuan masyarakat di Kelurahan Langgam Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan. Karena menjaga belasan danau  yang menjadi punca kehidupan bagi masyarakat nelayan, berubah menjadi pendapatan untuk kampung sejak puluhan tahun lalu. Danau Tajuid (PELALAWAN) MENUJU ceruk kampung yang sekarang menjadi ibu kota Kecamatan Langgam harus melalui belasan kilometer jalan tanah. Awalnya ban mobil yang ditumpangi masih menginjak aspal, akan tetapi memasuki sekitar 20 kilometer mobil mulai berenjut-enjut. Karena ban mobil mulai melintasi lubang-lubang yang menganga di ruas jalan utama menuju Langgam.      Tak itu saja ban mobil juga harus terhenyak-henyak dan bergetar ketika melintasi ruas jalan yang masih ditaburi sertu. Untuk saja saat itu mobil ditumpangi 4X4 sehingga lubang-lubang kecil dan krikil tak begitu terasa karena ban mobil yang besar.     Sekitar 1,5 jam barulah mobil tiba di ujung jembatan Langgam dan kembali melintasi

Berkayuh di Tengah Pompa Migas (Riau)

Menjadi nelayan bukanlah pilihan, namun untuk meneruskan kehidupan menjadi nelayan satu-satunya pekerjaan yang mesti dilakukan. Begitu juga para nelayan pengerih di Desa Bunsur Kecamatan Sungaiapit, yang setiap hari berhujan, berpanas dan berembun di tengah Selat Lalang untuk melihat hasil tangkapannya di dalam keruhnya air selat. BUNSUR (SIAK) SAMPAN kolek berukuran panjang 5x2 meter terbuat dari papan terombang ambing diterpa gelombang yang beranak di tengah Selat Lalang. Sampan yang sangat sederhana yang dikayuh menggunakan dua mata dayung ini berusaha memecah gelombang-gelombang kecil, yang hari itu sangat bersahabat. Padahal beberapa hari sebelumnya angin utara yang kencang membuat puluhan nelayan di Desa Bunsur mengurungkan niat untuk memasang pengerih.     ‘’Tak sanggup tangan bekayuh ke tengah selat tu pak. Gelombang dan angin mengugu tengah laut tu,’’ jelasnya Muhammad Ali (53) saat Riau Pos bertandang di kediamannya Dusun Satu di tepian Selat Lalang.      Untuk m

Berkah Menyambut Ramadan

Image
Ada kemauan ada jalan untuk mengisi pundit-pundi rupiah. Hal ini jugalah dimanfaatkan para penjual bunga yang siap berpanas di tepian jalan Tempat Pemakaman Umum (TPU) dan pemakaman-pemakaman lainnya yang ada di Pekanbaru. Hanya menjual air bunga dan bunga bermodalkan tiga sampai empat jenis bunga berbungkus daun pisang bisa meraup untung ratusan ribu rupiah per hari. PEKANBARU (RIAU)   JEJERAN meja plastic di atasnya tersusun dengan rapi pelastik berisi air dan bermacam bentuk bunga, potong jeruk perut, pandan wangi mengundang setiap pengunjung yang datang tak henti-hentinya di area Pemakaman Senapelan, Jumat (2/6).      Tampak seorang penjaga ditemani payung menyapa setiap pengunjung yang berjalan menuju arah lokasi pemakaman. ‘’Air bunga pak, buk. Hanya Rp5.000. Kalau ambil dua bonus bunga rampai,’’ rayu  Sumi (42) kepada pengunjung saat itu.      Rayuan Sumi kala itu mendapat sambutan hangat, saat itu Dedi (34) langsung mengambil dua bungkus air bunga dan satu bunga