Posts

Showing posts from May 22, 2016

Kenangan

Image

Kabut di Ambon

Image

Beri Makan Gajah

Image

Bekebun Bayam

Image

Nak Mencari Ikan Pantau

Image

Umbut Rotan

Image

Mak eh Macam Nak Tenggelam

Image

Bunga Sesup (jenis mangrove)

Image

Daun Berbaru

Image

Orang Bonai di Riau Kreatf, Pandai Buat Rage

Image

Rakerwil DPW PPP Riau Hadirkan Djan Faridz

PEKANBARU (RP) – Hari ini, Kamis (26/5) Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) melaksanakan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) di Hotel Pangeran Pekanbaru. Pelaksanaan Rakerwil ini dihadiri langsung Ketua Umum PPP Djan Faridz dan Wakil Ketua Umum Humphrey Djemat.        Dikatakan Ketua Umum DPW PPP Riau, Drs HM Umrah HM Thaib pelaksanaan Rakerwil dilaksanakan selamat dua hari, Kamis-Jumat (26-27/5). Dipastikan sebanyak 50 peserta dari PPP DPC kabupaten/kota dan wilayah mengikuti rapat kerja ini nantinya. ‘’Intinya dalam rapat kerja ini untuk mempersiapkan verifikasi untuk pengurus DPC sampai ketingkat PAC di kabupaten kota. Sebab batas waktunya Desember 2016 ini,’’ jelas Umrah kepada Riau Pos.         Selain itu dalam rapat kerja wilayah itu nantinya juga memberikan penjelasan kepada seluruh pengurus DPC kabupaten/kota tentang status PPP saat sekarang ini. Sebab sesuai dengan keputusan Mahkamah Agung No 601 putusan sudah final dan fiding. Bahwa muktamar Jaka

Merangkak di Tengah Kemajuan Kota

Menjadi buruh angkut gerobak bukanlah pilihan hidup, namun menjadi buruh pula bisa meneruskan hidup dan cita-cita anak untuk melanjutkan pendidikan. AIR bercampur tanah kekuning-kuningan sedalam mata kaki orang dewasa terus mengalir di antara tumpukkan batang kayu api-api di alur anak sungai berdekatan dengan pelabuhan internasional Kota Bagansiapi-api. Kayu api-api berukuran 4 meter dan berdiameter 5-8 inchi yang berjumlah ratusan tual tersebut semuanya diselimuti oleh lumpur.        Bukan diselimuti lumpur saja, akan tetapi puluhan batang kayu api-api terbenam pada dasar anak sungai tersebut. Dengan susah payah dua orang buruh untuk menarik dan mengeluarkannya dari lumpur yang dalamnya selutut orang dewasa.Untuk menarik satu batang kayu api-api cukup panjang tersebut bisa menghabiskan waktu 2-5 menit baru bisa tiba di atas gerobak yang terletak di ujung jalan aspal pada pelabuhan yang sejak pagi terlihat sepi. Hanya satu dua polisi perairan keluar masuk posnya dan para

Ikan Tak Dapat Minyak Utang

SAMBIl memikul tempat ikan terbuat dari gabus dan plastik, Seman mulai merapah air sepinggangnya menuju bibir pantai bersesai di Kampung Parit III. Sedangkan dua anak buah kapal lainnya sibuk membersihkan pompong dengan air laut dan mengikat tali pompong pada sauh yang dijadikan tempat bertambat agar tidak hanyut ketika pasang naik.       Beberapa menit mengarungi air Seman (45) memiliki lima anak ini tiba di bibir pantai. ''Tak dapat nimbang hari ini. Hanya untuk makan aje, hanye dapat lebih kurang empat kilo,'' jelas Seman terus berjalan menuju jalan rumahnya. ''Inilah nasib penjaring seperti kami ini. Kadang banyak dapat lebih dan tekadang dapat untuk bayo utang aje,'' jelas Seman yang dari muda sudah menggeluti laut Selat Melaka sebagai tempat mengadu nasib. Dulu, kata Seman, orang menjaring dan merawai pakai sampan. Jadi tak memikirkan untuk membeli minyak untuk menghidupkan mesin. Sekarang, kalau tak dapat ikan utang minyak di koperasi sema

Kenangan di Danau Zamrud Siak

Image

Perbatasan Bengkalis

Image

Tepian Sungai Rokan

Image
Serius betul mangail kat sonik tu Mencuci pakaian di tepian sungai rokan

Joget Ini Sudah Bersatu dengan Daging Kami

Image
Kampung   Sokop dengan joget dangkung dan berbagai tradisi suku asli lainnya membuktikan kalau negeri ini terus tumbuh dan tak pernah mati. Kampung terletak di Kabupaten Fajar   ini membuktikan kalau seni tradisi tetap hidup di hati anak suku asli dan tak tergerus oleh musik modern. BERTANDANG ke Kampung Sokop   yang mayoritas didiami warga suku akit (suku asli) tentulah   tak terbayangkan sebelumnya. Namun keinginan untuk melihat berbagai tradisi yang dilaksanakan komunitas adat tertua di Riau tersebut, harus rela melakukan perjalanan laut dan darat dan memakan waktu tiga jam di atas pompong .      Perjalanan menuju Kampung Sokop di Pulau Rangsang bukan perkara mudah dan sebentar. Tapi untuk kampung tersebut ditempuh dengan   menyusuri   Selat Air Hitam dan Sungai Sodow. Mungkin bagi pemula untuk menuju kampung ditetapkannya suku hutan menjadi suku asli oleh Menteri Sosial tahun 1970 ini bukan perkara mudah dan bisa saja tersesat. Pasalnya kuala-kuala anak sungai sama lebarn