Bono Sebagai Tameng Pembuka Isolasi



Munculnya gelombang Bono dari Pulau Muda membuat tersohornya Kuala Kampar dan Teluk Meranti dan Kabupaten Pelalawan hingga ke manca negara. Ini disebabkan tinggi gelombang bono tersebut mengalahkan tingginya gelombang di kuala Sungai Amazon.


SPEEDBOAT bermuatan sekitar 60 orang siap menanti puluhan orang yang bakal berangkat menuju kuala Sungai Kampar. Atau sering disebut Kuala Kampar. Satu per satu penumpang masuk ke dalam lambung terbuat dari fiber  melalui pintu depan. Memakan waktu kurang lebih 20 menit akhirnya semua penumpang sudah mengisi seat yang ada di dalam speedboat.
     Speedboat yang biasa mengangkut penumpang menuju Tanjung Batu yang merupakan salah satu pulau yang terletak di depan muara Sungai Kampar tersebut. Saat itu speedboat tak langsung berjalan, namun anak buah kapal  (ABK) sibuk meminta mengurangi muatan.
     Pasalnya saat itu jumlah penumpang yang mengiringi perjalanan Bupati Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) H Annas Maamun dan Bupati Pelalawan HM Haris sangat ramai. Akhirnya saat itu diputuskan untuk menurunkan penumpang lebih dari 10 orang. Akhirnya dengan cekatan ABK membuka tali tertambat di pancang pelabuhan, dan saat itu juga kapten melaju dan memutar haluan mengikuti arus Sungai Kampar di depan Pelabuhan Pangkalan Kerinci.
     Speedboat menggunakan tiga mesin tempel merk Yamaha ini dengan cekatan membelah air Sungai Kampar. ''Jika tak ada halangan perjalanan kita ini memakan waktu 2,5 jam. Terkadang kalau tak ada singgah-singgah kita bisa mencapai Teluk Meranti dua jam seperempat, '' kata Busti Habizar salah seorang penumpang speedboat.
     Speedboat yang ditumpangi Riau Pos, terus melaju dan satu persatu ponton pengangkut kayu chip terlewatkan. Begitu juga pompong nelayan. Namun sekitar 1 jam perjalanan mulai terlihat perkampungan. Ternyata perkampungan pertama dilewati speedboat. Menurut Basri perkampungan tersebut bernama Sering.
     Kemudian berjarak  waktu kurang lebih 40 menit dari Sering, pemandangan perkampungan luas di kanan tebing Sungai Kampar terlihat indah. Pada umumnya bangunan limas, panggung dan berjinjang. Begitu juga dengan pelabuhan yang bermotif Melayu ditambah cat berwarna hijau. ''Ini Kampung Tua Pelalawan itu. Dua menit lagi kita lihat bekas Istana Sayap terbakar. Lihat itu bekas istana terbakar tu,'' jelas Basri lagi.
     Menurut warga setempat dulunya untuk mencapai perkampungan di kiri kanan Sungai Kampar tak bisa ditempuhi melalui jalur darat. Akan tetapi rata-rata menggunakan perahu, pompong dan juga speedboat.  ''Alhamdulillah sekarang sudah ada. Walaupun masih jalan tanah. Lama perjalanan jika pakai mobil kurang lebih 2,5 jam, dari Pangkalan Kerinci ke Kuala Kampar. Tapi jalannya masih jalan tanah,'' jelas Busri  yang juga warga Kuala Panduk yang berada di pinggir Sungai Kampar tersebut.
      Belasan perkampungan dan puluhan dusun berdiri di sepanjang Sungai Kampar ini. Jika dari hulunya, terdapat Kuala Mesako, Rantau Baru, Langgam kemudian baru Pangkalan Kerinci. Namun untiuk daerah tersebut sudah bisa dilewati melalui jalur darat dan jalannya sudah bagus.
     Namun untuk daerah yang masih berharap agar Jalan Lintas Bono segera di aspal atau di Hot Mix tidak sedikit pula. Terutama di sepanjang Sungai Kampar hingga Kuala Kampar.  Terutama Perkampungan Sering, Pelalawan, Tolam, Telawa Kandis, Sungai Ara, Pangkalan Terap, Kuala Panduk, Petodakar, Teluk Binjai, Teluk Meranti, Pulau Muda, Gambut Mutiara, Segamai, Labuhan Biling, Sokoi dan Penyalai.  ''Dulu kata orang kantong-kantong kemiskinan. Alhamdulillah setelah dibuka jalan, walaupun masih tanah, sekarang warga sudah bisa menikmati kemajuan,'' lanjutnya.
     Oleh sebab itu harapan besar pengembangan perkampungan melalui jalur transportasi darat sangat membantu masyarakat. ''Kita berharap Pemprov segeralah bangun Jalan Lintas Bono ini. Karena jalan ini tembus ke Kabupaten Indragiri Hilir,'' tegasnya.
 Pekampungan Sadar Wisata
Dengan adanya Gelombang Bono, dan para turis berselancar di atas-atas gelombang bono tersebut membuat Teluk Meranti menjadi tersohor. Bahkan dengan adanya perhatian serius dari Bupati Pelalawan dan Kementerian Pariwisata RI, maka perkampungan Teluk Meranti menjadi satu perkampungan Sadar Wisata.
     ''Jadi Kuala Kampar menjadi tempat atau Desa Wisata. Kemudian masyarakatnya diberikan pemahaman tentang sadar wisata. Jadi merekalah mengelola perkampungan itu menjadi tempat wisata dan bisa memberikan penghasilan cukup memajukan daerah,'' Jelas Direktur Pemberdayaan  Masyarakat, Direktorat Jendral (Dirjen) Pengembangan Distinasi Pariwisata Kementrian Pariwisata, Drs Bakri.
      Paling tidak dengan terbentuknya Desa Sadar Wisata tersebut, pemerintah tinggal memberikan ceramah atau pemberdayaan terutama untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. ''Bono ini sudah terkenal di Manca Negara. Bahkan kita sudah berupaya mengajukan sebagai salah satu keajaiban dunia. Di dunia ada dua, di Indonesia di Kuala Kampar dan Sungai Amazon tapi tak setinggi di Kuala Kampar Indonesia,'' tegasnya.
      Untuk Riau sendiri, untuk memberikan pemberdayaan terhadap desa wisata terdapat 28 Desa, yang tersebar di Bengkalis, Pelalawan, Rohil dan beberapa kabupaten lainnya. ''Kita berharap desa-desa wisata ini bisa menjadi kenyataan dan bisa berkembang sendirinya dengan pran serta masyarakat,'' ucap Bakri.
Pemkab Berupaya Siapkan Infrastruktur             
Bupati Pelalawan HM Haris menegaskan. Bahwa setiap kabupaten diberikan kesempatan mengembangkan wisatanya masing-masing. ''Motivasi inilah membuat saya memperkenalkan bono di Indonesia hingga ke manca negara. Setiap ada kesempatan saya perkenalkan Bono. Makanya wisata bono ini banyak didatangi warga asing seperti Prancis, Australia dan negara eropa lainnya,'' jelas Harris.
        Menurut dia berbagai fasilitas untuk pengembangan pariwisata terus dilakukan Pemerintah Kabupaten. Terutama menyiapkan berbagai fasilitas pendukung seperti penginapan, transportasi darat dan air. ''Transportasi kunci untuk pengembangan pariwisata. Jika transportasi mudah, maka semakin terjangkaulah tempat wisata itu. Karena transportasi baik dan penginapan ada, makanya para wisatawan manca negara tiba di Kuala Kampar,'' jelasnya.
        Untuk terus mengembangkan Bono di mata dunia, makanya Bono dijadikan sebagai ikon nasional. ''Bahkan saya sudah paparkan ke negara Korea dan Jerman masalah Bono ini,'' jelas Harris lagi.
      Sebenarnya di Pelalawan bukan saja Bono menjadi perhatian khusus Pemkab. Untuk memperhatikan Gajah TNTN. ''Makanya kita mita pusat segera menyelesaikan disgn wisata di Pelalawan. Dan kita sudah melakukan diskusi dengan pihak pusat,'' tegasnya. ***     

Comments

Popular posts from this blog

Bermain Layang Wau hingga Malam di Bengkalis

Keranjang Rotan Rohil Laris Manis

Mencari Kijing, Siput Gantung, Buah Tanah, Bongan dan Lokan (1) *Berwisata Mangrove di Kembung Luar