Banjir yang terjadi sejak Senin malam (8/2) menghanyutkan sejuta harapan puluhan ribu masyarakat Kampar. Padi di sawah berantakan, ternak-ternak terbawa arus, buku-buku pelajaran bercampur lumpur, seragam sekolah tak berwarna lagi, ikan-ikan keluar dari kolam dan kerambah-kerambah. Tak hanya itu, dua nyawa melayang, satu bocah sempat membiru. Senin pagi (8/2), aktivitas masyarakat di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Kampar berjalan sebagaimana biasa. Anak-anak ke sekolah, para orang tua beraktivitas mencari nafkah. Sebagian ada yang duduk santai di warung-warung tepi Sungai Kampar menikmati secangkir kopi setelah selesai memberi makan ikan-ikan yang di dalam kerambah. Namun menjelang siang, keadaan berubah. Aparat desa datang menyampaikan pengumuman bahwa kondisi PLTA Kotopanjang sudah di ambang batas. Keputusan dilematis harus diambil, debit air waduk mencapai 84,95 meter Di atas Permukaan Laut (DPL), manajemen PLTA harus melepas air dan membuka pintu spill way . M