Amis Lele Sampai ke Negeri Perbatasan Laut Cina
Ratusan Ribu Bibit
Keluar dari Riau
Budidaya ikan air tawar khususnya ikan lele (keli) dumbo
dan ikan patin menjadi primadona bagi pelau wirausaha saat sekarang. Selain
pangsa pasarnya jelas juga tak terhukum oleh luas lahan untuk budidaya dua
jenis ikan ini. Namun bagi pembudidaya ikan air tawar yang tinggal di tepian
sungai ikan baung, selais dan tapah menjadi primadona. Untuk mendapatkan anakan
tak semestinya didatangkan dari luar sumatera bahkan di Riau khususnya
Pekanbaru sudah ratusan warga menyediakan benihnya.
‘’KALAU dibilang mudah ya sangat mudah membenihnya, tapi
kalau dibilang susah ya sangat susah’’ Ungkapan inilah keluar dari mulut Markam
(45) warga Jalan Kesehatan, Kelurahan Marpoyan, Pekanbaru yang bertungkus lumus untuk menyediakan
berbagai jenis benih ikan air tawar untuk didistribusikan ke seluruh
kabupaten/kota di Riau.
Bukan saja untuk memenuhi benih ikan air tawar di
kabupaten/kota di Riau saja, Markam juga menjadi agen untuk penjualan benih
ikan di Provinsi Kepulauan Riau. Menurut dia untuk satu hari ratusan ribu benih
ikan dikirimkan ke berbagai kota. Jumlah benih yang dipesan sangat bervariasi.
Per pembudidaya ikan bisanya minimal 5-25 ribu benih ikan lele setiap harinya.
Begitu juga dengan ikan patin dan nila. Terkadang, kata dia tak hanya memesan tiga
jenis benih ikan itu saja, akan tetapi juga memesan jenis ikan gurami (kalui) dan juga ikan emas. ‘’Kalau bulan
Agustus ini saja per harinya bisa menjual 70-150 ribu benih ke pelaku budidaya
ikan dari berbagai wilayah,’’ jelas Markam yang asik menangguk anakan ikan nila
dari kolam penampung berukuran 3-7 meter miliknya.
Pembelian benih ikan ini masih cukup tinggi. Seperti
dicatatannya per 16 Agustus lalu per harinya mencapai 70 ribu ikan keluar dari
tempat usahanya tersebut. Terbanyak itu ikan lele dan patin. Masing-masing
mencapai 25 ribu ekor per hari.
Untuk memenuhi keperluan ikan patin dan lele per bulannya,
jelas dia bisa mencapai ratusan ribu benih. Hal inilah membuat para pemijah
atau kelompok warga yang ahli dalam pemijahan ikan lele dan patin harus
berlomba dengan musim bertelur. Berdasarkan jumlah petani pelaku pemijahan ikan
air tawar yang berhubungan langsung dengan dirinya bisa mencapai ratusan orang.
Hanya saja, kata Markam para petani itu biasanya mengumpulkan benih-benih
ikannya ke satu pengepul dan pengepul tersebut mengantarkan kepada dirinya
untuk didistribusikan kepada pengusaha atau wiraswata tambak ikan yang ada di
Riau dan Kepulauan Riau. ‘’Bisa saja satu pengepul terdapat 10-20 petani
pemijah ikan,’’ jelas dia.
Markam yang memanfaatkan lahan seluas 1.250 meter per
segi bisa membuat 13 kolam penadah anakan/benih. Dari belasan kolam yang ada
tidak semuanya terbuat dari beton--juga ada terbuat dari terpal. Seperti Jumat
(19/8) hampir semua kolam sudah berisi benih ikan. Dan terbanyak itu jenis ikan
lele dan nila. ‘’Ini baru datang kemarin, nila merah. Sedangkan tiga kolam itu
masih kosong dan hari ini (kemarin,red) akan datang lagi ratusan ribu ikan lele
dan gurami,’’ jelasnya.
Ratusan ribu benih ikan yang dijualnya tersebut sekarang
sudah menyebar hampir seluruh kabupaten/kota di Riau. Bahkan untuk beberapa
pulau yang ada di Riau. Seperti petani Selatpanjang, Rangsang, Merbau dan
Bengkalis juga memesan benih ikan di tempatnya. Mayoritas warga atau pengusaha ini
banyak memesan ikan lele dan patin.
Bukan itu saja, para petani atau pemilik kolam ikan yang
ada di Kepulauan Riau, seperti Tanjungbalai Karimun, Batam dan Tanjungpinang
juga memesan kepadanya. ‘’Bahkan benih ikan kita sudah sampai di Pulau
Natuna,’’ jelas Markam lagi.
Pengiriman di pulau-pulau ini pada umumnya menggunakan
pesawat. Sedangkan untuk pulau-pulau terdekat menggunakan feri atau speedboat.
‘’Pokoknya waktu perjalanan tak lebih dari delapan jam. Jika melebihi itu tentu
tanggungjawab dari pembawa benih,’’ jelasnya sambil memilah ikan di beranda
tempat pengisian oksigen rumahnya di Jalan Kesehatan.
Sedangkan untuk beberapa kabupaten/kota di Riau daratan
pengiriman benih, kata Markam dirinya menggunakan travel atau suburban.
‘’Paling jauh pengirimannya ke Bagansiapi-api. Itupun jarak tempuhnya hanya 6-7
jam,’’ lanjutnya.
Ditanya benih-benih ikan air tawar apa saja yang
dijualnya dengan jelas Markam mengatakan hampir semua benih ikan ada. Di
antaranya, ikan lele, patin, gurami, nila, baung dan juga selais. Untuk jenis
ikan selais masih terbatas. Meskipun memiliki stok banyak, tak jarang dirinya
juga kehabisan stok dan harus memesan ke luar daerah. Untuk lele biasanya
mendatangkan dari medan atau dari daerah Pulau Jawa. ‘’Tapi pada waktu
tertentu. Tapi untuk sekarang lele dan patin untuk Riau sudah memadai dan bisa
terpenuhi keperluan untuk para petani yang ada di Riau. Bahkan terkadang patin
dan lele dari Riau terbang ke Medan dan Sumatera Barat,’’ jelasnya.
Disinggung soal harga ikan per ekor, terutama untuk harga
sampai ke tangannya untuk dua jenis ikan air tawar paling laris manis yaitu
lele dan patin, Markam menegaskan harganya sangat bervariasi. Untuk ikan lele
atau tiga tingkat. Misalnya ukuran 34 per ekornya Rp65. Sedangkan untuk ukuran
35 seharga Rp75 dan ukuran maksimal yaitu 46 seharga Rp90.
Begitu juga dengan harga benih ikan patin berdasarkan
lima tingkatan. Untuk ukuran 1 inchi per ekornya Rp160. Kemudian ukuran 1,5
inchi Rp200, 2 inchi Rp250, 2,5 inchi Rp300, 3 inchi Rp350 dan ukuran maksimal
4 inchi Rp400.
Benih Ikan Naik
‘’Burung Besi’’
Tingginya tingkat budidaya ikan di Riau terutama untuk
memenuhi keinginanan pasar tak jarang para penjual benih ikan harus menerbangkannya
menggunakan ‘’burung besi’’. Seperti benih ikan gurami dan nilai terkadang
didatangkan langsung dari Jogja, Bandung, Solo, Surabaya dan Jakarta.
‘’Jadi anak ikan pun sudah naik pesawat. Waktu lebih
cepat sehari sampai,’’ jelas Markam.
Pengiriman benih ikan menggunakan pesawat ini tidak
dengan jumlah sedikit. ‘’Paling tidak 100-200 ribu benih ikan. Kalau tidak rugi
biaya kargo,’’ jelasnya.
Tak hanya didatangkan dari Pulau Jawa jenis ikan
tersebut. Sebab untuk ikan nila, emas dan gurami juga didatangkan dari Sumatera
Barat (Sumbar). Untuk dari sumbar ikan diangkut menggunakan truk atau kiriman
dengan travel.
Pernah Merugi
Puluhan Juta
Kembali ke pernyataan awal Markam, bahwa untuk membenih
ikan atau mengembangkan wirausaha di bidang perikanan gampang-gampang sulit.
Ini terbukti pada awal perjalanan usaha penjualan benih ikan air tawar yang
dilakukannya sempat merugi mencapai puluhan juta rupiah. Namun itu menjadi batu
loncatan bagi dirinya untuk terus memperbaiki sistem pengolahan atau pemelliharaan
benih ikan.
Awal usaha dikembangkan yaitu dua tahun lalu, kata
Markam, dirinya sempat merugi mencapai Rp70 juta. Ini dikarenakan kekurangan
air. ‘’Saat itu 210 ribu bibit ikan mati di dalam kolam dan tak sempat
didistribusikan kepada petani,’’ kenang Markam.
Dengan kejadian tersebut menjadi pengalaman baginya.
Sehingga berbagai rekayasa dilakukan agar tidak terjadi kekurangan air. Selain
itu ketahanan benih juga terus diperhatikan dengan melakukan berbagai rekayasa
sehingga benih ikan merasa berada di habitat asalnya. ‘’Alhamdulillah sekarang
berjalan normal dan pendistribusiannya juga disesuaikan,’’ jelasnya. ***
Comments
Post a Comment