Kenaikan Harga Rokok Versus Rokok Illegal

ADANYA wacana kenaikan harga rokok rata-rata Rp50 ribu per bungkus bukan saja mengundang pro dan kontra di tengah masyarakat perokok, akantetapi juga menyebabkan mudahnya masuk rokok-rokok tanpa cukai atau illegal di Riau dan Pekanbaru khususnya.

      Seperti diketahui awal Januari 2016 lalu Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Pekanbaru menyita sebanyak 12.435 slop atau 124.350 bungkus rokok illegal dengan berbagai merek. Terhitung hingga April  ribuan slop rokok dengan jenis lainnya diamankan Bea dan Cukai.
      Bahkan rokok dengan merek aneh itu dengan nama Elang, Piston, Gudang Cengkeh hingga Gudang Gaman. Tidak hanya merek tersebut, akan tetapi ada juga merek Lukman dan Advan. Berbagai merek rokok illegal dan tak bercukai ini meski tak terlihat dijual bebas tapi banyak ditemukan di kedai-kedai kecil pinggiran kota. Baik di kabupaten maupun Kota Pekanbaru sendiri.    
    ‘’Jika rencana kenaikan harga rokok terealisasi hingga tak terjangkau daya beli masyarakat, potensi beredarnya rokok ilegal tanpa cukai bisa meluas. Perlu pengawasan yang lebih ketat dari instansi terkait,’’ ungkap Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Kota Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut kepada Riau Pos, Jumat (26/8) kemarin.
      Meski begitu, Ingot menyebut kenaikan harga rokok hingga kini baru sebatas wacana. ''Ada wacana untuk menaikkan cukai rokok. Ini sebenarnya untuk masyarakat juga, tapi ini kan belum menjadi keputusan pemerintah, masih kontroversi. Saya pikir itu juga belum pasti,'' kata Ingot.
     Jika harga rokok naik, Ia tak menampik memang mucul potensi beredar luasnya rokok tranpa cukai dari kawasan bebas yang harnganya lebih murah.''Bisa perokok biasa beralih pada rokok ilegal. Kalau begini kita harus memperkuat pengawasan,'' imbuhnya.
      Terkait rokok ilegal, sebelum kenaikan harga rokok saja tak dipungkiri sudah banyak beredar di tengah masyarakat. Ingot saat ditanay tentang ini menyebut peredaran terjadi secara diam-diam.''Itu kalau ada di tempat-tempat jualan yang sifatnya umum akan kita ambil tindakan, tapi itu kan tidak secara terbuka pemasarannya,'' ucapnya.
      Untuk penindakan terhadap rokok ilegal ini, Ingot berujar perlu kebersamaan satuan kerja terkait.''Itu juga masukknya kan juga dari jalur ilegal, dari pelabuhan tikus. Saat ini informasi yang ada kan sifatnya parsial. Harus bersama dengan pihak-pihak berwenang, bea cukai termasuk dengan pihak kepolisian nantinya dalam menanganinya,'' tutupnya.
Pro Kontra di Tengah Masyarakat
Wacana harga rokok akan naik rata-rata Rp50 ribu per bungkus mengundang pro dan kontra, terutama dari para perokok.
     "Saya akan berhenti merokok karena itu tidak sesuai dengan penghasilan saya. Bunuh diri jika penghasilan sekarang rokok Rp50 ribu per bungkus. Saya bisa jatuh miskin," kata Zaidin, seorang perokok ketika diminta tanggapannya.
     Oleh karena itu karyawan salah satu restoran ini mengaku setuju dengan kebijakan itu. "Biar saya berhenti merokok," kata dia.
      Jika sehari seorang perokok menghabiskan sebungkus rokok seharga Rp50 ribu maka dalam sebulan setidaknya butuh Rp1.500.000 hanya untuk membeli rokok.
     Lain halnya komentar Khairul. Dia tidak setuju dengan kenaikan harga rokok hingga Rp50 ribu per bungkus. "Krisis kayak gini harga rokok mau naik. Boleh naik tapi jangan mahal begitu," kata dia.
    Berbagai bentuk penolakan dilakukan perokok di Pekanbaru dan Riau umumnya, di antaranya ada berkomentar pindah aja ke tembakau jawa. ‘’Kalau mahal rokok beli tembakau jawa yang pakai bungkus. Tak tembakau dibeli tapi beli juga cengkeh kering dan kertas rokok. Saya yakin makin laris manis kertas rokok,’’ jelas Izhar kepada Riau Pos.
      Dia berharap janganlah dinaikan harga rokok, sebab berpengaruh terhadap pendapatan bagi pekerja atau karyawan perusahaan rokok yang ada di Pulau Jawa. ‘’Kita tahukan sudah banyak karyawan dan juga petani tembakau lokal protes atas wacana kenaikan harga rokok tersebut,’’ jelasnya.***



Comments

Popular posts from this blog

Gulai Ikan Salai dengan Pucuk Ubi

Keranjang Rotan Rohil Laris Manis

Bermain Layang Wau hingga Malam di Bengkalis