Jutaan Masyarakat Riau Menikmati Buah Super
Riau negeri yang kaya sumber daya alam, terutama
minyak bumi dan palm oil (minyak sawit)
itu sudah tercatat secara nasional bahkan dunia. Tapi
Riau sebagai
daerah penghasil buah-buahan super dan berkualitas itu belum terwujud. Sebab
sampai saat ini masih mengimport buah-buahan dari luar provinsi bahkan dari
luar negeri. Faktor inilah membuat Badan Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat
(BPPM) PT Arara Abadi bercita-cita tinggi dengan program Riau berbuah dan buah
berasal dari Riau.
HAMPARAN lahan seluas 17 hektare yang
dimiliki BPPM terlihat hijau dan asri.
Pepohonan buah-buahan berbagai jenis tertata dengan rapi sesuai dengan jenis
dan variatasnya masing-masing. Ketika tiba di pintu masuk BPPM pandangan mata
sudah disapa rindangnya batang jambu biji, rimbunya pohon rambutan dan beberapa
batang buah naga.
Ketika tiba di areal perkantoran mata kembali disapa lambaian dedaunan
jambu air dengan lebatnya putik-putik jambu mulai menghijau. Suasana sejuk dan udara segar
langsung menyapa kulit saat kaca mobil dibuka, beberapa waktu lalu.
Senyum ranum dari petugas jaga BPPM langsung menyapa kami memberi isyarat untuk
mempersilahkan untuk menikmati segarnya udara di areal BPPM . Tak memakan waktu
lama berbicara dengan petugas jaga, langsung mempersilahkan mobil masuk ke
lokasi parkir dengan dinding ribuan pepohonan buah-buahan.
Setelah menikmati segar udara di tepian pepohonan, kami saat itu ditemani Manager Public Relation PT Arara Abadi
Musrihal Yatim langsung diperkenalkan dengan Joss Rinaldy yang merupakan
penangunggjawab juga Kepala BPPM PT Arara Abadi. Senyum renyah Joss dan ucapan
selamat datang di perkebunan mini buah-buahan masyarakat Riau pun keluar dari
mulutnya. ‘’Inilah kebun buah-buahan mini milik masyarakat Riau. Inilah ujung
tombak percontohan perkebunan buah-buahan di Riau,’’ kata Joss Rinaldy sambil
menyuguhkan beberapa pinggan yang berisi buah-buahan yang segar. Mulai dari
jagung rebus, papaya california, jambu biji, jambu air dengan berbagai
varitasnya.
Sambil menikmati buah-buahan segar Joss Rinaldy yang menjadi
penanggungjawab penuh atas lahan seluas 17 hektare menceritakan berbagai jenis
buah-buahan yang dibudidayakan di lahan pecontohan milik PT Arara Abadi
tersebut. Menurut dia terdapat 45
varitas unggul yang ada di Indonesia dan dunia dibudidayakan ditempatnya
tersebut. Puluhan varitas itu di luar tanaman obat-obatan yang juga
dibudidayakan di dalam areal belasan hektare itu.
Beberapa varitas unggul yang jadi perhatian serius dan mulai disebar dan
dikembangkan ke masyarakat secara luas di Riau di antaranya jambu air. Untuk
jambu air ini, kata Joss terdapat beberapa jenis seperti king ross, citra,
cincalo merah, cincalo hijau dan jambu serang.
Kemudian untuk jenis jambu biji, terdiri dari jambu biji Bangkok,
segetas, jambu sukun. Begitu juga dengan
pembudidayaan durian di areal BPPM tersebut juga dikembangkan durian jenis
montong, petrok, semar dan Malaysia Durian (Mdun).
‘’Ini semuanya sudah kita budidayakan dan ternyata tumbuh dan berbuah
dengan hasil maksimal,’’ kata Joss Rinaldy.
Tidak hanya membudidayakan saja, tapi BPPM juga sudah mengembangkan atau
memperbanyak bibit-bibit tanaman unggulan tersebut untuk disebarkan ke
tengah-tengah masyarakat. Terutama menjunung program pemerintah dan program unggulan
BPPM PT AA untuk Riau berbuah. Caranya, kata Joss, pihanya sudah melakukan
berbagai sistem terutama dengan berbagai sistem cangkok, stek, tempel dan
okulasi. ‘’Berhasil nyatanya per bulan ratusan jenis bibit sudah tersedia dan
bisa disebarkan ke masyarakat,’’ jelas Joss lagi.
Apa yang sudah dibudidayakan dan dikembangkan di BPPM tak akan berhenti
dan stagnan di berbagai jenis tanaman tersebut. Setiap hari dan setiap bulannya
terus mencari informasi terkait varitas-varitas unggulan yang menjadi incaran
masyarakat dan pasar saat sekarang ini. Untuk jenis jambu air sekarang pihaknya
sedang mengembangkan jambu madu deli. Kemudian untuk jenis durian BPPM sudah
mendapatkan bibit musang king yang digembar-gemborkan kualitas super. ‘’Kalau
ini belum kita perbanyak. Tapi kami berupaya ini berhasil juga dikembangkan.
Sehingga masyarakat mudah mendapatkan bibit unggulan ini dan bisa dikembangkan
di setiap kabupaten di Riau ini. Kalau berbagai jenis jambu air sebelumnya itu
sudah dikembangkan dan sudah menyebar seluruh Riau,’’ jelasnya.
Di lahan belasan hektare itu juga saat sekarang sedang dilakukan
pengembangan perternakan. Di antaranya pertenakan kambing. ‘’Untuk perternakan
kambing ini baru dimulai tahun ini,’’ jelas Joss.
Per Tahun Keluarkan 10.000 Bibit Unggul
Sejak tahun 2007 BPPM PT Arara Abadi terus
melakukan kerja sama dengan masyarakat, lembaga dan juga pemerintah daerah
untuk melestarikan lingkungan melalui penanaman bibit unggul buah-buahan. Tak
hanya itu saja BPPM juga melakukan kerja sama penanaman bibit buah-buahan
unggul di sekolah-sekolah.
Setiap tahunnya BPPM sudah mengeluarkan lebih dari 10.000 bibit
dibagikan ke tengah masyarakat. ‘’Hitungannya rata-rata per bulan membagikan
lebih dari 1.500 bibit dengan berbagai jenis varitas yang ada,’’ jelas Joss
Rinaldy didampingi Musrihal Yatim saat itu.
Ini tujuannya tak lain agar masyarakat berhenti membeli buah-buahan
segar dari luar karena di Riau sendiri sudah memiliki tanaman tersebut. Paling
tidak, kata Joss Rinaldy, jika setiap rumah memiliki buah-buahan unggulan
seperti jambu air unggul seperti king ross, citra atau cincalo merah, dirinya
yakin masyarakat tak perlu lagi ke pasar buah membeli buah-buah tersebut.
‘’Sebab jambu air jenis ini berbuah setiap saat. Bahkan bisa menghasilkan uang
jika mereka menjualnya. Selain dapat buah jambu lingkungan pun jadi hijau,’’
tegasnya.
Upaya memenuhi keperluan bibit buah-buahan unggul masyarakat pihaknya
per bulan menargetkan untuk pembibitan sekitar 250 batang per varitas. ‘’Jadi
hitung saja jika dikalikan dengan 45
varitas unggul yang ada di lahan BPPM ini. Kan per bulannya puluhan ribu bibit
unggul yang bisa dibagikan ke
tengah-tengah masyarakat,’’ kata Joss sambil mempersilahkan mencicipi
buah-buahan yang telah dihidangkannya.
Dirinya juga mengatakan bibit yang dikeluarkan ke tengah masyarakat juga
tak serta merta tapi melihat program yang mereka lakukan. Seperti penghijauan
lingkungan yang dilakukan pemerintah, pihak BPPM langsung memberikan bibit yang
mereka perlukan.
Begitu juga sekolah dan kelompok tani, pihaknya juga suka rela
memberikannya. Tapi aturan yang telah dibuat BPPM juga ketat. ‘’Misalnya jika
sekolah atau kelompok tani ingin mendapatkan bibit unggul tersebut, syaratnya
harus membuat lubang untuk penanamannya segera. Jika sudah dibuat lubang tanam
baru kita kirim atau antar bibitnya. Ini dilakukan agar bibit unggul yang kita
punya itu tak mati sia-sia. Sebab penyakit selama ini kejadiannya seperti itu.
Diberi bibit unggul ternyata tak ditanam akhirnya mati,’’ jelas Joss lagi.
Bahkan BPPM juga membuat aturan bagi anggota kelompok tani yang
mengikuti pelatihan tak serta merta diberikan bibit. Tetapi BPPM menerapkan
aturan one man teen tree atau satu
orang menanam 10 pohon. Jadi setiap petani atau anggota kelompok harus membuat
lubang tanaman di lahan atau di dekat rumah mereka minimal sepuluh lubang
tanaman. ‘’Jadi selesai pelatihan mereka tak kami bekali bibit, akan tetapi
disuruh pulang dan segera membuat sepuluh lubang tanaman kemudian baru dikirim
bibit atau diantarkan ke rumah mereka bibitnya. Dengan begitu ada jaminan bibit
itu tertanam dan tak terbiarkan,’’ ucap Joss.
Menjadi
Tempat Rujukan Pelatihan dan Praktik Argo Bisnis
Keberadaan BPPM yang dibangun PT Arara Abadi bukan saja
menjadi rujukan untuk pencarian bibit-bibit varitas unggul, akan tetapi menjadi
rujukan untuk pelatihan dan praktik bagi kelompok tani dan mahasiswa yang ada di
Provinsi Riau.
Bahkan BPPM menjadi langganan tetap tiga universitas ternama di Riau
yaitu Universitas Riau (Unri), Universitas Islam Negeri (UIN) Suska dan
Universitas Islam Riau (UIR) sebagai tempat praktik kerja industri. Kemudian
untuk pelatihan, praktik kerja profesi satu tahun dua kali. Khusus untuk mata
kuliah agro teknologi. ‘’Khusus mata kuliah itu didapatkan di BPPM secara
praktik dengan tiga SKS,’’ jelasnya.
Tak hanya bagi mahasiswa namun juga menjadi tempat praktik bagi siswa
SMK yang ada di Siak terutama jurusan agro bisnis atau pertanian dan
perkebunan. ‘’Sekarang aja ada siswa SMK yang sedang melakukan praktik
lapangan,’’ lanjutnya.
Jadi bukan saja praktik tanam menanam bibit yang didapatkan para siswa
akan tetapi juga akan dilatih bagaimana membuat pupuk. Di antaranya pembuatan
pupuk kompos dan juga pelatihan pertanian organic. ‘’Jadi keluar dari lahan
belasan hektare ini mahasiswa, siswa dan juga anggota kelompok tani sudah bisa
buat usaha sendiri. Kuncinya serius mengikuti praktik yang dibuat,’’ tegasnya.
Berkeliling Perkebunan dan Pembibitan
Bekunjung ke BPPM PT Arara Abadi tak sah
kalau tak makan buah dan juga berkeliling perkebunan dan meninjau lokasi
pembibitan buah-buahan. Tim kecil Riau Pos sempat diajak berkeliling perkebunan
untuk melihat langsung jarak penanam dan blok-blok tanaman unggulan yang sudah
ditata sedemikian rupa.
Berkeliling menggunakan sepedamotor kami langsung singgah ke blok pohon durian.
Berkunjung ke perkebunan durian saat itu sangat beruntung, karena durian jenis
Malaysia Durian (Mdun) yang sedang berbunga. Pohon durian yang rindang tersebut
bunganya hampir keluar dari seluruh dahan yang ada. ‘’Beruntunglah pak, saat
datang ke sini durian sedang berbunga. Jadi dapat dilihat kalau Mdun ini bibit
unggul, karena hampir semua dahannya mengeluarkan bunga,’’ jelasnya.
‘’Mdun ini umur 6-7 tahun sudah berbuah. Sejak tahun 2007 sampai
sekarang sudah berbuah beberapa kali. Ternyata isinya bagus dan sekarang sudah
kita kembangkan pembibitannya,’’ jelas Joss Rinaldy.
Setelah berkeliling dari satu pohon ke pohon durian yang lainnya, kami berpindah lokasi
menuju lokasi pembibitan. Ribuan bibit dari berbaai jenis buah-buahan mulai
dari durian belanda, durian, jambu biji, jambu air, lengkeng dan jenis lainnya
diatur sedemikian rupa per gelombang. ‘’Inilah hasil kerja setiap bulannya.
Jadi tanaman yang sudah tumbuh atau berhasil dari pohon indukkannya dipindahkan
ke sini. Kalau tidak dipindahkan kita khawatir mati. Sebab di lahan pembibitan
ini sudah dinaungi kelambu, sehingga cahaya matahari bisa diatur sedemikian
rupa,’’ tegasnya.
Menurut Joss Rinaldy apa yang dilakukan ini tak lain bagaimana Riau ini
nantinya menjadi daerah penghasil buah-buahan lokal ternama. Sehingga Riau tak
lagi mengimpor atau mendatangkan buah-buahan dari luar. ***
Comments
Post a Comment