Berangan Bersepedamotor dan Mobil ke Selatpanjang
Jalur transportasi air segala-galanya bagi masyarakat kepulauan seperti Kabupaten Kepulauan Meranti Riau. Anda mau ke Kota Selatpanjang, ibukota kabupaten paling bungsu di Riau Anda harus naik speedboat dan kapal. Makanya ribuan masyarakat berharap rool on rool out (roro) jadi solusi bisa menghubungkan antar pulau di negeri tanah jantan termashur dengan sagu itu.
DESINGAN mesin stempel 200 kuda merk Yamaha yang tersangkut
dibadan perahu yang terbuat dari fiber terasa mempermainkan anak telinga dan
mengharuskan berbicara dengan nada keras baru didengar teman yang duduk
bersebelahan dengan kami saat itu.
Stempel sebutan
lumrah warga pesisir yang dinaiki saat itu lumayan aman, sebab terdapat
fasilitas keamanan bagi penumpang karena tersedia baju pelampung bagi
penumpang. Hanya saja saat itu tak ada satupun penumpang di dalamnya memakai
fasilitas tersebut dan hanya terletak di bawah seat atau tempat duduk penumpang.
Transportasi yang bermuatan maksimal delapan orang ini
terus melaju meunju ke arah ujung Tanjung Bangas, kemudian menuju Teluk Kepau tepatnya Desa Kampung Baru
merupakan daerah penghasil Batang Sagu terbesar di Selatpanjang. Untuk menuju
daerah ini tak bisa ditempuh melalui jalur darat.
Namun tantangan tersendiri untuk tiba di Teluk Kepau,
karena kami bersama rombongan lainnya
langsung disugguhkan pemandangan dua pulau cukup eksotik, yaitu Pulau Panjang
dan satu pulau eksotis lainnya, sehingga rasa lelah langsung terobati.
Lama perjalanan menggunakan stempel yang ditempuh
untuk sampai ke Teluk Kepau cukup melelahkan, karena lebih dari dua jam dan
cukup melelahkan karena stempel yang digunakan kecil dan mudah dimain
gelombang.
Jadi selama perjalanan para penumpang bukan saja
disugguhkan oleh desingan atau ributnya mesin stempel saja, sesekali bodi
stempel atau speedboat terombang ambing diterpa ombak yang saat itu air selat
sedang pasang naik. Jika Anda tak terbiasa dengan hempasan gelombang yang
membuat stempel terhentak dan terhenyak tentu membuat perut berputar. Namun
dari tujuh penumpang di stempel itu tak ada satupun mambuk laut dan sampai di
Pelabuhan Teluk Kepau dengan selamat.
Padahal untuk ke Kampung Baru yang warganya mayoritas
warga Akit ini, jika jalur darat sudah terbuka perjalanan hanya berkisar 45
menit atau paling lama satu jam perjalanan. Tapi sayang sampai saat sekarang
untuk menuju desa tersebut masih dibatasi hutan lindung dan belum dibuka.
Perjalanan menggunakan speedboat menuju desa atau
pulau di Selatpanjang ini mungkin gambaran kecil dari sebuah perjalanan di
daerah pesisir yang pada umumnya warga berdomisili di tiga pulau besar, Pulau
Padang, Rangsang dan Tebingtinggi di Kabupaten Kepulauan Meranti. Jadi untuk
menuju sebagian kecamatan yang ada di
kabupaten tersebut harus menggunakan speedboat atau kapal laut sebagai
transportasi utama.
Begitu juga bagi warga Kabupaten Kepulauan Meranti mau
menuju ibukota Provinsi Riau--Pekanbaru harus menggunakan speedboat maupun
menggunakan KM Jelatik. Bahkan hal ini sudah dilakoni warga puluhan tahun. Namun KM Jelatik dan speedboat
tersebut tetap setia melayani warga yang berada di tiga pulau besar di
kabupaten baru di Riau itu.
''Sampai saat sekarang transportasi utama kita masih
kapal laut. Jadi mau kemana-mana tak ada alternatif lain, jadi tetap
mengandalkan yang satu itu (kapal pompong,red),'' kata Amiruddin warga yang
tinggal di Tanjung Lalang atau Desa Lalang.
Amir menegaskan, untuk saat sekarang warga sudah
dimanjakan dengan transportasi laut. Karena saat sekarang telah tersedia speedboat langsung tiba ke Pekanbaru
dalam waktu setengah hari. ''Kalau dulu, mau cepat ke Pekanbaru harus transit
dari Pelabuhan Buton. Kalau sekarang berangkat jam 08.00 pukul 12.30 WIB sudah
sampai di Pekanbaru. Jadi tak perlulah naik mobil lagi,'' jelasnya.
Hal serupa dikatakan Safruddin, menurutnya
transportasi air atau kapal pompong bukan saja menjadi alat transportasi bagi
warga untuk menuju pulau-pulau yang ada di Kabupaten Meranti, akan tetapi untuk
membawa hasil pertanian warga dan juga mendatangkan bahan pokok dari
Selatpanjang untuk menuju beberapa kecamatan yang ada warga tetap mengandalkan
kapal pompong.
''Jadi hasil panen sagu kami yang ada ini tetap
mengandalkan kapal pompong untuk dibawa ke Selatpanjang itu,'' kata warga yang
puluhan tahun tinggal di Tanjung Lalang ini.
''Di Selatpanjang ini, mobil atau mobil pick up boleh
dihitung dengan jari, jadi tak mungkin bisa membawa hasil pertanian. Karena
ruas jalan perlu diperbaiki maksimal,'' ucap Uwal warga Rintis ketika bercerita
tentang kapal laut sebagi urat nadi di Kabupaten tersebut.
Uwal menegaskan, jangankan untuk menuju Pekanbaru atau
Kabupaten lainnya, untuk menuju Desa Bantar dan desa-desa kecil lainnya hampir
semua pedagang tempatan memiliki kapal pompong. ''Karena mereka berbelanja ke
Selatpanjang ini, dan mau tak mau mereka harus memiliki kapal pompong. Jadi
pompong transportasi utama perkembangan perekonomian di kabupaten ini,''
tegasnya.
Mimpi Roro
Kampung Balak dan Sungai Rawa Selesai
Mimpi harus jadi kenyataan, itulah mungkin tekad dari seluruh
masyarakat Kepulauan Meranti, baik yang ada di kabupaten maupun di Pekanbaru.
Pasalnya mimpi untuk menuju Pulau Tebingtinggi dengan menggunakan kendaraan
roda dua dan empat dan tanpa menggunakan speedboat dan juga KM Jelatik, sudah
terbuka dan sedang dibangun saat sekarang ini. Karena saat sekarang sedang
dilaksanakan pengerjaan pembangunan pelabuhan Roro di Desa Sungai Rawa
Kabupaten Siak dan juga pembangunan pelabuhan Roro di Kampung Balak yang
terletak di Pulau Tebingtinggi atau Pulau Jantan.
Melihat kondisi yang ada saat sekarang ini tentunya
menjadi harapan besar bagi masyarakat Kepulauan Meranti Roro ini segera
terwujud. ''Kalau Roro itu selesai, tak payahlah kita ke Selatpanjang, cukup
pakai sepedamotor atau mobil dah sampai ke Selatpanjang ye bang,'' ucap Tati
(24) warga Selatpanjang yang tinggal di Pekanbaru kepada Riau Pos.
Hal serupa dikatakan warga Tionghoa, Aan (35) sejak
kecil tinggal di Pekanbaru dan berkeinginan untuk pulang ke kampung halaman
orang tuannya tersebut. ''Kalau jalur darat sudah ada, saya mau juga pulang ke
kampung mak aku di Rintis itu,'' jelas Aan yang berkeinginan untuk pulang ke
Selatpanjang tempat kelahiran orang tuannya.
Berbagai harapan ini tentunya bakal menjadi motivasi
bagi pemerintah setempat, terutama bagi kepala daerah yang baru. ''Kita
berharap Roro ini jadi prioritas, sehingga pembangunan dan pengembangan
perdaggangan dan ekonomi di ibukota kabupaten itu semakin cepat,'' kata Akiong
warga Belitung yang sudah sekian lama tinggal di Pekanbaru.***
Comments
Post a Comment