Mencari Solusi Atasi Krisis Listrik
Sediakan Bahan Baku Pembangkit di Pulau
Menggelontor anggaran puluhan miliar untuk subsidi tenaga listrik bagi
masyarakat benar-benar bukan solusi terbaik. Bahkan melistriki rumah masyarakat
di pulau-pulau dengan listrik desa juga belum bisa maksimal—sebab baru hidup
setengah malam saja, dan siang hari tak bisa hidup karena keterbatasan bahan
bakar minyak (BBM). Solusi terbaiknya tentu mendirikan pembangkit dan juga
menyiapkan bahan baku pembangkit listrik non BBM, jalannya membangun perkebunan
kalindra dan pembangkit listrik bertenaga biomassa.
KABUPATEN paling
bungsu di Riau ini terdiri dari pulau-pulau
kecil yang tak satupun wilayahnya pemerintahannya berada di Pulau
Sumatera. Sehingga tak memungkinkan bisa masuk jaringan listrik interkoneksi
yang menjadi program pemerintah.
Akhirnya pemerintah melalui PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan
menggunakan sistem isolatit dengan menggunakan BBM sebagai pembangkit
listriknya.
Makanya hingga
saat ini baru ibu kota kabupaten atau Kota Selatpanjang yang listriknya menyala
siang dan malam kemudian masyarakat di Telukbelitung atau ibu kota Kecamatan
Merbau, karena adanya PLTU yang disuplai dari perusahaan minyak yang ada di
daerah tersebut. Sedangkan di kecamatan lainnya listrik hidup hanya malam hari
itupun hanya berkisar pukul 17.00-23.00 WIB. Apalagi di tiga kecamatan di Pulau
Rangsang listrik sangat minim. ‘’Hingga saat ini baru sepuluh persen listrik
bisa menyala di tiga kecamatan tersebut,’’ kata Bupati Kepulauan Meranti Drs H
Irwan Nasir MSi usai melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Kabupaten
Kepulauan Meranti bersama PT Sociopreneur Demi Indonesia dan PT Sumatera Riang
Lestari (SRL), Kamis (26/2) malam.
Irwan Nasir
menegaskan apa yang dikatakan mantan Direktur PLN Dahlan Iskan, bahwa untuk
melistriki masyarakat di pulau-pulau bahan baku pembangkitnya harus berada di
pulau itu sendiri. ‘’Caranya ya tanam pohon kaliandra secepatnya. Jadi itulah
bahan pembangkit listriknya. Jadi biaya listriknya tak mahal dan subsidi dari
pemerintah tak begitu besar,’’ jelas Irwan Nasir lagi.
Dengan
ditekennya MoU pembangunan perkebunan kaliandra dengan PT SDI dan juga PT SRL
bersama pemerintah ini diharapkan benar-benar terwujudkan pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTB). Selanjutnya terwujudnya perkebunan
kaliandra merah yang manfaatnya juga
bisa dirasakan masyarakat. Apalagi, kata Irwan Nasir,
manfaat dari pohon kaliandra itu nantinya menyuburkan tanah, daunnya bisa
menjadi pakan ternak dan bunganya jadi pemikat lebah madu. ‘’Yang menarik,
kaliandra merah ini mudah tumbuh. Satu tahun panen tentu ini banyak manfaatnya
bagi masyarakat,’’ tegasnya.
Dia juga
berharap bukan sekadar MoU saja tapi segera terealisasikannya perkebunan
kaliandra merah, pembangkit listrik dan juga pabrik pelet yang diinginkan.
‘’Jika ini terbangun dan terealisasikan saya yakin tak ada lagi krisis listrik
di Pulau Rangsang khususnya,’’ tegasnya.
Dikatakan
Irwan Nasir kesepakatan yang dibuat sekarang ini bukan tiba-tiba saja.
Akantetapi sudah dilakukan beberapa kali pertemuan sebelumnya. Terutama dalam
mencari solusi tempat terbaik akan dilakukan pembangunan perkebunan kaliandra
di Kabupaten Kepulauan Meranti.
‘’Awalnya
sempat direncanakan untuk dibangun di daerah tebing tinggi. Tapi karena masih
ada berkaitan dengan kawasan hutan. Maka
tak memungkinan itu dilakukan,’’ jelasnya.
Apalagi semua
tahu, kata Irwan Nasir, kalau berurusan dengan kawasan hutan panjang prosesnya
dan memerlukan rentang waktu yang panjang. ‘’Semuanya berkaitan atau berurusan
dengan kementerian kehutanan dan lingkungan sekarang ini,’’ tegasnya.
Sementara itu
Kadis Kehutanan dan Perkebunan Kepulauan Meranti, Ir Makmun Murod yang menjadi
pemarkasa dilakukannya penandatanganan MoU pembangunan perkebunan kaliandra
merah di lahan tanaman kehidupan di Pulau Rangsang mengatakan program yang
dibawa PT SDI sangat menarik dan sangat membantu masyarakat dan pemerintah
kabupaten. ‘’Selain bisa untuk menambah pendapatan ekonomi masyarakat dari
berkebun kaliandra merah juga bisa memenuhi keperluan akan daya listrik.
Makanya MoU ini kita segerakan dan selanjutnya program penanaman kaliandra bisa
disegerakan,’’ jelas Makmun Murod.
Setelah
dilakukan perbincangan panjang antara PT SDI dan PT SRL akhirnya bertemu satu
titik kesepakatan. Kesepakatan bersama
itu berupa melakukan pembangunan perkebunan di lahan kehidupan yang juga milik
masyarakat Kecamatan Rangsang dan Rangsang Pesisir.
Lahan
seluas 900 hektare yang berada di kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI) milik PT
SRL tersebut merupakan hak masyarakat. Kewajiban membangun hutan tanaman
kehidupan itu juga merupakan tanggungjawab perusahaan. ‘’Makanya kita sepakati
di lahan itu pembangunan perkebunan kaliandra merah dan juga lokasi pembangunan
pabrik dan power plan untuk listrik nantinya,’’ kata Makmun Murod lagi.
Apalagi kesepakatan untuk dibangunnya pekerbunan kaliandra
merah mendapat dukungan dari seluruh kecamatan dan juga kepala desa yang ada.
Sebab keberadaan kaliandra merah itu sendiri nantinya juga diperuntukkan bagi
masyarakat di Kecamatan Rangsang dan Rangsang Pesisir.
‘’Sebagai
pemerintah kita hanya ingin pembangunan perkebunan kaliandra merah ini
disegerakan,’’ harapnya.
Direktur
Utama PT SRL, H Makmur Kasim SE MM Ak mengatakan keseriusan untuk membangun
perkebunan kaliandra merah ini merupakan komitmen dari perusahaan yang dibuat
mantan menteri BUMN dan Dirut PT PLN, Dahlan Iskan. ‘’Bentuk komitmen itu
sekarang sudah datang benih kaliandra itu sebanyak 7 kg. Benih ini nantinya
langsung diserahkan ke PT SRL,’’ jelas Makmur Kasim.
Dari pihak PT
SDI juga telah berkomitmen akan menyegerakan penanaman perdana. Paling tidak,
penanaman perdana itu nantinya dilaksanakan pertengahan atau akhir maret.
‘’Apalagi lahan seluas 100 hektare sudah dibersihkan oleh pihak perusahaan PT
SRL. Jadi tinggal proses penanaman saja lagi,’’ jelasnya.
Makmur Kasim
menegaskan pembangunan atau program pembangunan perkebunan kaliandra merah ini
merupakan kegiatan sosial pembedayaan masyarakat. Terutama mencari jalan atau
solusi terciptanya bahan baku listrik yang merupakan energi yang melambangkan
kemajuan suatu daerah.
Makanya komitmen
itu dituangkan dengan dibuatnya perkebunan kaliandra merah seluas 400 hektare.
Dengan luasan perkebunan kaliandra itu nantinya akan mencukupi pasokan bahan
baku untuk pembangkit listrik 2x1.5 MW yang direncanakan akan dibangun di Pulau
Rangsang.
Dirinya juga
sangat senang karena dukungan dari pemerintah dan seluruh elemen masyarakat
luar biasa. Makanya dia yakin dengan kemauan bersama pembangunan perkebunan
kaliandra merah ini akan segera terwujud sehingga masyarakat bisa mendapatkan
manfaatnya.
Sebab
perkebuunan kaliandra tak memakan waktu lama. Hanya dalam waktu satu tahun
sudah bisa dipanen. ‘’Jadi batangnya dijual, bunga dan daunnya bisa
dimanfaatkan untuk pakan kambing atau sapi,’’ jelasnya.
Dalam
kesepakatan bersama yang diadakan di Hotel Dyan Graha, Kamis malam itu juga
dihadiri Direktur PT SRL, Jajang. Dalam kesempatan itu Jajang mengatakan
program yang diajukan PT SDI sejalan dengan program yang ada di perusahaannya.
Makanya dengan memanfaatkan lahan tanaman kehidupan untuk masyarakat yang ada
bisa memenuhi kewajiban kepada masyarakat di Pulau Rangsang, khususnya Rangsang
Pesisir dan Rangsang.
Sebelumnya,
kata Jajang, lahan tanaman kehidupan bagi masyarakat tersebut sudah ada dibuat
perkebunan kopi, sagu dan kelapa. ‘’Tapi sampai sekarang perkebunan tanaman
kehidupan itu masih ada dan belum maksimal. Makanya dengan adanya perkebunan
kaliandra ini saya yakin bisa maksimal hasilnya dan bisa langsung dirasakan
masyarakat,’’ jelas Jajang.
Menurut dia dari lahan seluas 900 hektare tersebut sebagian
besarnya masih belum dikelola. Makanya, dengan adanya kerja sama program pembangunan perkebunan kaliandra ini nantinya
bisa membuahkan hasil segera. Sehingga hasilnya bisa langsung dirasakan
masyarakat. ‘’Yang membuat kami senang
semua masyarakat desa mendukung program ini. Jika sudah setuju seperti ini saya
yakin dalam waktu dekat pasti terwujud,’’ tegas dia.
Bentuk setujunya
masyarakat, hampir seluruh kepala desa yang ada di dua kecamatan hadir dalam
MoU yang ditandatangani Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Irwan Nasir MSi. ‘’Ini
sudah menjadi awal yang baik. Dan saya berharap seterusnya berjalan dengan
baik,’’ harap Jajang.
Plh Kepala Desa
Gemala Sari, Sulaiman kepada Riau Pos juga menegaskan pihaknya juga akan
bersedia menyediakan lahan lainnya. Sebab tak sedikit lahan tidur milik
masyarakat juga bisa ditanam. ‘’Kami juga merasa terbantu, apalagi pihak PT SDI
bersedia menyediakan benih. Kalau begini programnya saya yakin masyarakat
banyak yang setuju,’’ tegasnya.
Hal serupa
dikatakan Kepala Desa Dwi Tunggal, Fadel menurut dia di daerahnya tak sedikit
lahan tidur dan juga bisa dikembangkan perkebunan kaliandra tersebut. Setahu
dia kaliandra merah juga bisa ditanam tumpang sari di lahan perkebunan lainnya.
Menurut dia
setelah dirinya menerima sosialisasi beberapa waktu lalu masyarakat sudah tahu
informasi tentang pohon kaliandra merah ini. ‘’Mereka tak sabar nak melihat
pohonnya. Jadi kami berharap kalau bisa segeralah memberi benih dan segera pula
kami menanamnya,’’ kata Fadil.(ERWAN)
Comments
Post a Comment