Pasak Bumi Riau


 
Mencari pasak bumi di tepain pulau di tengah Tasik Serai

Mencari jenis tumbuh-tumbuhan yang dijadikan obat di hutan Riau tak semudah zaman dahulu, kalaupun ada sudah menjadi tumbuhan langka. Melihat kondisi inilah masyarakat di Tasik Serai Timur, Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis  berkomitmen menjaga dan melarang masyarakat menebang hutan di Pulau Tengah, yang berada di tengah-tengah Tasik Serai.

MENUJU Desa Tasikserai Timur tak seperti bayangan awal  di benak kami akan melintas ruas jalan beraspal atau hotmix, namun realitanya melintasi jalan-jalan berdebu dan keriting. Bukan jalan sewajarnya karena mobil yang digunakan juga harus melintas di jalan-jalan perkebunan dan jalan koridor perusahaan kayu. Inilah bentuk buram perkemapungan bernama Tasikserai Timur yang jauh tersuruk di tepian tasik dan hutan.
     Meskipun demikian, perkampungan tua ini mempunyai alam indah, hasil hutan melimpah begitu juga dengan hasil ikan dari tasiknya.   
       Melintasi jalan tanah berbatu kerikil besar-besar dan lubang menganga di badan jalan membuat tak nyaman orang-orang duduk di dalam mobil. Bagi orang pertama melintas tak bakal menyangka ada perkampungan yang dituju. Apalagi sekitar 15 menit melintas di jalan tanah berdebu-- kebetulan saat itu musim panas sehingga debu melonjak kegirangan menutupi seluruh ruas jalan ketika ban mobil penunjuk jalan melintas.
       Sepanjang jalan itu hanya rimbunan pepohonan karet yang menjulang tinggi dan tumbuh berjaras dengan rapi. Sekitar 10 menit melintasi rimbun dan indahnya pohon-pohon karet yang menyejukkan mata, pemandangan kembali dimanjakan dengan berjela-jela panjangnya pipa hitam di tepian jalan dan beberapa saat kemudian terlihat kawasan tempat tanki-tangki raksasa berdiri dan berbagai peralatan canggih lainnya.
       Perjalanan kurang lebih tiga jam dari Jalan Lintas Sumatera akhirnya tiba di Desa Tasikserai Timur. Perkampungan yang asri dengan rumah-rumah panggungnya ini menjadi petanda bahwa kampung tersebut sudah ada sejak lama.
      Setibanya di perkampungan nan asri tersebut membuat kami tak sabar untuk menyaksikan langsung indahnya Tasik Serai yang didengung-dengungkan sebagai tasik terbesar di Kabupaten Bengkalis. Setibanya di tepian tasik benar adanya bahwa tasik yang di dominasi umpai  dan rasau ini benar-benar menawan hati. ‘’Inilah Tasik Serai. Inilah ladang bagi masyarakat Tasikserai dan juga desa lainnya untuk menangkap berbagai jenis ikan,’’ kata Amran yang merupakan tokoh pemuda masyarakat Tasikserai Timur.
      Setelah bermalam di Tasikserai Timur pagi-pagi lagi kami sudah bersiap-siap untuk menikmati indahnya Tasik Serai. Sekitar pukul 10.00 WIB ditemani Anto, Jiun dan beberapa tokoh masyarakat Tasikserai Timur memulai destinasi mengelilingi tasik. Menggunakan pompong yang bermesinkan robin kamipun memulai perjalanan. Pompong dengan bobot satu ton dan panjang empat meter dan lebar satu setengah meter itu harus dijejali lebih dari delapan orang penumpang.
      Air tasik yang hitam dan hanya beriak-riak kecil itu tak membuat sang penjaga kemudi Anto takut, padahal saat itu batas air dengan bibir pompong hanya selebar 10 Cm. Pompong terus melaju perlahan menuju salah satu pulau yang menjadi tujuan yang direncanakan sejak tepian tasik. Sekitar 45 menit akhirnya tiba di tepian pulau yang terletak di tengah-tengah tasik.
      Pulau yang memiliki luas kurang lebih 30 hektare tersebut memiliki hutan yang sangat rimbun dengan berbagai jenis tanaman. Ada kayu jenis meranti, punak, kelat dan berbagai jenis kayu hutan lainnya. Setelah tiba di tengah pulau, akhirnya salah seorang warga langsung menebang pohon. ‘’Inilah pasak bumi,’’ ungkap salah seorang warga yang terus melihat warga lainnya menggali tanah di bawah pohon yang berukuran 3 inchi.***
    

Comments

Popular posts from this blog

Gulai Ikan Salai dengan Pucuk Ubi

Keranjang Rotan Rohil Laris Manis

Bermain Layang Wau hingga Malam di Bengkalis