Riau Berbuah



Puluhan Ribu  BibitDipersiapkan untuk Warga

Riau negeri yang kaya sumber daya alam, terutama minyak bumi dan palm oil (minyak sawit)  itu sudah tercatat secara nasional bahkan dunia. Tapi
 Riau sebagai daerah penghasil buah-buahan super dan berkualitas itu belum terwujud. Sebab sampai saat ini masih mengimport buah-buahan dari luar provinsi bahkan dari luar negeri. Faktor inilah membuat Badan Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (BPPM) PT Arara Abadi bercita-cita tinggi dengan program Riau berbuah dan buah berasal dari Riau.

Laporan ERWAN, Perawang

HAMPARAN lahan seluas 17 hektare  yang dimiliki BPPM  terlihat hijau dan asri. Pepohonan buah-buahan berbagai jenis tertata dengan rapi sesuai dengan jenis dan variatasnya masing-masing. Ketika tiba di pintu masuk BPPM pandangan mata sudah disapa rindangnya batang jambu biji, rimbunya pohon rambutan dan beberapa batang buah naga.
       Ketika tiba di areal perkantoran mata kembali disapa lambaian dedaunan jambu air dengan lebatnya putik-putik jambu  mulai menghijau. Suasana sejuk dan udara segar langsung menyapa kulit saat kaca mobil dibuka, Senin (2/3).
       Senyum ranum dari petugas jaga BPPM langsung menyapa Riau Pos memberi isyarat untuk mempersilahkan untuk menikmati segarnya udara di areal BPPM . Tak memakan waktu lama berbicara dengan petugas jaga, langsung mempersilahkan mobil masuk ke lokasi parkir dengan dinding ribuan pepohonan buah-buahan.
Setelah menikmati segar udara di tepian pepohonan, saat itu ditemani Manager Public Relation PT Arara Abadi Musrihal Yatim langsung diperkenalkan dengan Joss Rinaldy yang merupakan penangunggjawab juga Kepala BPPM PT Arara Abadi. Senyum renyah Joss dan ucapan selamat datang di perkebunan mini buah-buahan masyarakat Riau pun keluar dari mulutnya. ‘’Inilah kebun buah-buahan mini milik masyarakat Riau. Inilah ujung tombak percontohan perkebunan buah-buahan di Riau,’’ kata Joss Rinaldy sambil menyuguhkan beberapa pinggan yang berisi buah-buahan yang segar. Mulai dari jagung rebus, papaya california, jambu biji, jambu air dengan berbagai varitasnya.
           Sambil menikmati buah-buahan segar Joss Rinaldy yang menjadi penanggungjawab penuh atas lahan seluas 17 hektare menceritakan berbagai jenis buah-buahan yang dibudidayakan di lahan pecontohan milik PT Arara Abadi tersebut.  Menurut dia terdapat 45 varitas unggul yang ada di Indonesia dan dunia dibudidayakan ditempatnya tersebut. Puluhan varitas itu di luar tanaman obat-obatan yang juga dibudidayakan di dalam areal belasan hektare itu.
           Beberapa varitas unggul yang jadi perhatian serius dan mulai disebar dan dikembangkan ke masyarakat secara luas di Riau di antaranya jambu air. Untuk jambu air ini, kata Joss terdapat beberapa jenis seperti king ross, citra, cincalo merah, cincalo hijau dan jambu serang.
         Kemudian untuk jenis jambu biji, terdiri dari jambu biji Bangkok, segetas, jambu sukun.  Begitu juga dengan pembudidayaan durian di areal BPPM tersebut juga dikembangkan durian jenis montong, petrok, semar dan Malaysia Durian (Mdun).
         ‘’Ini semuanya sudah kita budidayakan dan ternyata tumbuh dan berbuah dengan hasil maksimal,’’ kata Joss Rinaldy.
        Tidak hanya membudidayakan saja, tapi BPPM juga sudah mengembangkan atau memperbanyak bibit-bibit tanaman unggulan tersebut untuk disebarkan ke tengah-tengah masyarakat. Terutama menjunung program pemerintah dan program unggulan BPPM PT AA untuk Riau berbuah. Caranya, kata Joss, pihanya sudah melakukan berbagai sistem terutama dengan berbagai sistem cangkok, stek, tempel dan okulasi. ‘’Berhasil nyatanya per bulan ratusan jenis bibit sudah tersedia dan bisa disebarkan ke masyarakat,’’ jelas Joss lagi.
Apa yang sudah dibudidayakan dan dikembangkan di BPPM tak akan berhenti dan stagnan di berbagai jenis tanaman tersebut. Setiap hari dan setiap bulannya terus mencari informasi terkait varitas-varitas unggulan yang menjadi incaran masyarakat dan pasar saat sekarang ini. Untuk jenis jambu air sekarang pihaknya sedang mengembangkan jambu madu deli. Kemudian untuk jenis durian BPPM sudah mendapatkan bibit musang king yang digembar-gemborkan kualitas super. ‘’Kalau ini belum kita perbanyak. Tapi kami berupaya ini berhasil juga dikembangkan. Sehingga masyarakat mudah mendapatkan bibit unggulan ini dan bisa dikembangkan di setiap kabupaten di Riau ini. Kalau berbagai jenis jambu air sebelumnya itu sudah dikembangkan dan sudah menyebar seluruh Riau,’’ jelasnya.
      Di lahan belasan hektare itu juga saat sekarang sedang dilakukan pengembangan perternakan. Di antaranya pertenakan kambing. ‘’Untuk perternakan kambing ini baru dimulai tahun ini,’’ jelas Joss.
                                                Per Tahun Keluarkan 10.000 Bibit Unggul
Sejak tahun 2007 BPPM PT Arara Abadi terus melakukan kerja sama dengan masyarakat, lembaga dan juga pemerintah daerah untuk melestarikan lingkungan melalui penanaman bibit unggul buah-buahan. Tak hanya itu saja BPPM juga melakukan kerja sama penanaman bibit buah-buahan unggul di sekolah-sekolah.
        Setiap tahunnya BPPM sudah mengeluarkan lebih dari 10.000 bibit dibagikan ke tengah masyarakat. ‘’Hitungannya rata-rata per bulan membagikan lebih dari 1.500 bibit dengan berbagai jenis varitas yang ada,’’ jelas Joss Rinaldy didampingi Musrihal Yatim saat itu.
     Ini tujuannya tak lain agar masyarakat berhenti membeli buah-buahan segar dari luar karena di Riau sendiri sudah memiliki tanaman tersebut. Paling tidak, kata Joss Rinaldy, jika setiap rumah memiliki buah-buahan unggulan seperti jambu air unggul seperti king ross, citra atau cincalo merah, dirinya yakin masyarakat tak perlu lagi ke pasar buah membeli buah-buah tersebut. ‘’Sebab jambu air jenis ini berbuah setiap saat. Bahkan bisa menghasilkan uang jika mereka menjualnya. Selain dapat buah jambu lingkungan pun jadi hijau,’’ tegasnya.
      Upaya memenuhi keperluan bibit buah-buahan unggul masyarakat pihaknya per bulan menargetkan untuk pembibitan sekitar 250 batang per varitas. ‘’Jadi hitung saja jika dikalikan dengan  45 varitas unggul yang ada di lahan BPPM ini. Kan per bulannya puluhan ribu bibit unggul  yang bisa dibagikan ke tengah-tengah masyarakat,’’ kata Joss sambil mempersilahkan mencicipi buah-buahan yang telah dihidangkannya.
       Dirinya juga mengatakan bibit yang dikeluarkan ke tengah masyarakat juga tak serta merta tapi melihat program yang mereka lakukan. Seperti penghijauan lingkungan yang dilakukan pemerintah, pihak BPPM langsung memberikan bibit yang mereka perlukan.
     Begitu juga sekolah dan kelompok tani, pihaknya juga suka rela memberikannya. Tapi aturan yang telah dibuat BPPM juga ketat. ‘’Misalnya jika sekolah atau kelompok tani ingin mendapatkan bibit unggul tersebut, syaratnya harus membuat lubang untuk penanamannya segera. Jika sudah dibuat lubang tanam baru kita kirim atau antar bibitnya. Ini dilakukan agar bibit unggul yang kita punya itu tak mati sia-sia. Sebab penyakit selama ini kejadiannya seperti itu. Diberi bibit unggul ternyata tak ditanam akhirnya mati,’’ jelas Joss lagi.
Bahkan BPPM juga membuat aturan bagi anggota kelompok tani yang mengikuti pelatihan tak serta merta diberikan bibit. Tetapi BPPM menerapkan aturan one man teen treeatau satu orang menanam 10 pohon. Jadi setiap petani atau anggota kelompok harus membuat lubang tanaman di lahan atau di dekat rumah mereka minimal sepuluh lubang tanaman. ‘’Jadi selesai pelatihan mereka tak kami bekali bibit, akan tetapi disuruh pulang dan segera membuat sepuluh lubang tanaman kemudian baru dikirim bibit atau diantarkan ke rumah mereka bibitnya. Dengan begitu ada jaminan bibit itu tertanam dan tak terbiarkan,’’ ucap Joss.
                                    Menjadi Tempat Rujukan Pelatihan dan Praktik Argo Bisnis
Keberadaan BPPM  yang dibangun PT Arara Abadi bukan saja menjadi rujukan untuk pencarian bibit-bibit varitas unggul, akan tetapi menjadi rujukan untuk pelatihan dan praktik bagi kelompok tani dan mahasiswa yang ada di Provinsi Riau.
        Bahkan BPPM menjadi langganan tetap tiga universitas ternama di Riau yaitu Universitas Riau (Unri), Universitas Islam Negeri (UIN) Suska dan Universitas Islam Riau (UIR) sebagai tempat praktik kerja industri. Kemudian untuk pelatihan, praktik kerja profesi satu tahun dua kali. Khusus untuk mata kuliah agro teknologi. ‘’Khusus mata kuliah itu didapatkan di BPPM secara praktik dengan tiga SKS,’’ jelasnya.
Tak hanya bagi mahasiswa namun juga menjadi tempat praktik bagi siswa SMK yang ada di Siak terutama jurusan agro bisnis atau pertanian dan perkebunan. ‘’Sekarang aja ada siswa SMK yang sedang melakukan praktik lapangan,’’ lanjutnya.
       Jadi bukan saja praktik tanam menanam bibit yang didapatkan para siswa akan tetapi juga akan dilatih bagaimana membuat pupuk. Di antaranya pembuatan pupuk kompos dan juga pelatihan pertanian organic. ‘’Jadi keluar dari lahan belasan hektare ini mahasiswa, siswa dan juga anggota kelompok tani sudah bisa buat usaha sendiri. Kuncinya serius mengikuti praktik yang dibuat,’’ tegasnya.
Berkeliling Perkebunan dan Pembibitan
Bekunjung ke BPPM PT Arara Abadi tak sah kalau tak makan buah dan juga berkeliling perkebunan dan meninjau lokasi pembibitan buah-buahan. Tim kecil Riau Pos sempat diajak berkeliling perkebunan untuk melihat langsung jarak penanam dan blok-blok tanaman unggulan yang sudah ditata sedemikian rupa.
       Berkeliling menggunakan sepedamotor kami singgah ke blok pohon durian. Berkunjung ke perkebunan durian saat itu sangat beruntung, karena durian jenis Malaysia Durian (Mdun) yang sedang berbunga. Pohon durian yang rindang tersebut bunganya hampir keluar dari seluruh dahan yang ada. ‘’Beruntunglah pak, saat datang ke sini durian sedang berbunga. Jadi dapat dilihat kalau Mdun ini bibit unggul, karena hampir semua dahannya mengeluarkan bunga,’’ jelasnya.
     ‘’Mdun ini umur 6-7 tahun sudah berbuah. Sejak tahun 2007 sampai sekarang sudah berbuah beberapa kali. Ternyata isinya bagus dan sekarang sudah kita kembangkan pembibitannya,’’ jelas Joss Rinaldy.
         Setelah berkeliling dari satu pohon ke pohon durian yang lainnya, kami berpindah lokasi menuju lokasi pembibitan. Ribuan bibit dari berbaai jenis buah-buahan mulai dari durian belanda, durian, jambu biji, jambu air, lengkeng dan jenis lainnya diatur sedemikian rupa per gelombang. ‘’Inilah hasil kerja setiap bulannya. Jadi tanaman yang sudah tumbuh atau berhasil dari pohon indukkannya dipindahkan ke sini. Kalau tidak dipindahkan kita khawatir mati. Sebab di lahan pembibitan ini sudah dinaungi kelambu, sehingga cahaya matahari bisa diatur sedemikian rupa,’’ tegasnya.
          Menurut Joss Rinaldy apa yang dilakukan ini tak lain bagaimana Riau ini nantinya menjadi daerah penghasil buah-buahan lokal ternama. Sehingga Riau tak lagi mengimpor atau mendatangkan buah-buahan dari luar. ***

Comments

Popular posts from this blog

Gulai Ikan Salai dengan Pucuk Ubi

Keranjang Rotan Rohil Laris Manis

Bermain Layang Wau hingga Malam di Bengkalis